infobanjarmasin.com
Hutan Alami Wisata Pulau Bakut

infobanjarmasin.com, BARITO – Wisata Pulau Bakut adalah wisata yang berada tepat di tengah-tengah Jembatan Barito, yaitu Jembatan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Pemandangan kawasan hutan yang begitu asri untuk dikunjungi, serta adanya temuan hewan hunian asli Kalimantan. Membuat tempat ini menjadi sasaran para wisatawan.

Wisata yang diresmikan pada April 1997 adalah kawasan wisata yang berbeda dari wisata lainnya. Dimana wisata ini banyak hewan-hewan khusus, seperti halnya Bekantan di kawasan tersebut.
Namun belakangan ini, tempat wisata satu ini mengalami sepi pengunjung. Hal itu dikarenakan dampak Covid-19 yang timbul di Indonesia.

Demikian begitu, tempat wisata yang terletak di Sungai Barito, di kawasan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan itu tetap beroperasi, walaupun ada penurunan terhadap pengunjung wisatanya.

Pada awalnya wisata ini diresmikan, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di Kalimantan, khususnya pada kawasan wisata yang selalu menjadi minat untuk para wisatawan lokal hingga internasional.
Untuk biaya masuk ke kawasan wisata ini pengunjung lokal cukup membayar Rp 10.000 untuk di hari biasa, dan Rp 12.500 untuk di hari Weekend dan hari libur.
Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, disini mematok harga masuk sebesar Rp 100.000 untuk di hari biasa, dan Rp 150.000 untuk weekend dan hari libur.
Sementara jarak, khusus pengunjung asal Banjarmasin yang ingin berlibur kesini, memakan waktu sedikitnya 1 setengah jam, untuk sampai ke area bawah Jembatan Barito.
Sebelumnya, untuk bisa mengakses wisata ini para wisatawan harus menyebrang sungai menggunakan akses jasa penyeberangan kelotok yang disediakan oleh masyarakat setempat.
Hal itu diungkapkan oleh Aman, seorang warga setempat yang menyediakan jasa penyeberangan kelotok. Dia mengatakan, untuk biaya penyeberangan kelotok pengunjung cukup membayar Rp 10.000 per orang.
“10 ribu per orang. Kalo borongan bisa nanti aja, sesuai kesepakatan,” katanya saat ditemui di kawasan Wisata Pulau Bakut Minggu (12/06/22).
Disampaikannya juga, bahwa kawasan hutan ini hanya dijaga, namun tak boleh terlalu di kembangkan. Sebab hutan itu katanya tidak boleh dirusak, hal itu bertujuan hanya untuk dilestarikan kelestariannya.
“Tidak boleh dikelola dengan cara dipercantik. Karena kami dan pihak penjaga ingin mengenalkan wisata seperti alami,” ujarnya.
Disamping itu, dia berharap, agar Wisata Pulau Bakut ini selalu menjadikan wisata favorit bagi warga Kalimantan.
“Semoga kedepannya wisata ini bisa dikenal oleh wisatawan mancanegara,” tutupnya. (Ilh)
You must be logged in to post a comment Login